Selasa, Desember 20, 2011

Ramang

Sesaat lagi kami ingin bercerita tentang seseuatu yang kami anggap spektakuler. Mengapa spektakuler? Karena banyak hikmah dan inspirasi yang bisa kita petik dari cerita tersebut.

Siapa yang sekiranya kenal dengan orang ini...??


Atau ingin gambar lebih spesifik...?? Ini dia


Ada yang tau...?? Karena Lev Yashin saja tau. Dengan bibir kelu, saya akan bertutur haru dan bangga mengucap nama.... RAMANG !!!!
Ramang, dahulu diceritakan jika tendangannya dapat membengkokkan tiang gawang. Ramang, orang yang nyaris membuat malu Lev Yashin, "Ketika itu saya hampir mencetak gol. Tapi kaus saya ditarik dari belakang," kata Ramang. Ramang adalah striker Timnas Indonesia di era 1952-1960.

Di tahun 1954 saat tur berhadapan dgn Filipina, Hongkong, Muangthai, hingga Malaysia. Indonesia berhasil sapu bersih kemenangan seluruh laga. Catatan gol nya pun mencolok, melesakkan 25 gol, dan hanya kemasukan 6. Dari 25 gol, 19 gol diantaranya dilahirkan oleh... RAMANG !!! Kabar yg akhir nya terhembus hingga ke Eropa, beberapa negara besar pun antri untuk menantang kebolehan Indonesia. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara (salah satu kiper terbaik dunia kala itu). Klub Perancis - Stade de Reims dengan pemain tersohornya, si kaki emas - Raymond Kopa. Klub Rusia - Locomotive dengan penembak maut nya - Bubukin, hingga Grasshopers dengan bintangnya - Roger Vollentein. Disamping lawan2 tadi, yg paling spektakuler tentu saja saat berhadapan dengan Uni Soviet (sekarang Rusia). Siapa yang tak kenal Lev Yashin saat itu? Andai kaos Ramang tak ditarik kala itu, kita bisa menang atas Uni Soviet, skor akhir imbang tanpa gol. Kalian pikir Widodo C. Putro yang melakukan gol tendangan salto pertama untuk Indonesia? Ramang melakukannya saat membawa Indonesia menang 2-0 atas RRC (China), dan kedua 2 gol tersebut berasal dari satu nama...

Ada yang berujar, Ramang seperti menari di atas lapangan, bukti keindahan permainannya, elegan. Sebuah pengakuan dari sebuah sumber, jika kala itu sepakbola sudah dibungkus industri seperti saat ini, Ramang adalah pemain termahal. Nama nya mendunia, tapi kaki Ramang tetap berpijak di bumi, 'Semua berkat kerjasama hebat rekan rekan se-tim...' Saat memuji, Ramang menyebut nama rekan2nya satu per satu... Maulwi Saelan, Rasjid, Chaeruddin, Ramlan, Sidhi, Tan Liong Houw, Aang Witarsa, Thio Him Tjiang, Danu, Phoa Sian Liong dan Djamiat. Disebutkan satu per satu, tidak digeneralisir. Didampingi Suardi Arlan di kanan dan Nursalam di kiri, Ramang bagai kuda kepang di tengah gelanggang.

Bakat Ramang tercium oleh klub sepakbola Makassar Voetball Bond (MVB), yang kini dikenal dengan nama PSM Makassar. Sebelumnya, Ramang bermain untuk Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi). Ketika Persis bermain dalam kompetisi yang diadakan oleh Makassar Voetball Bond , di salah satu partai Persis menang 9-0 atas lawannya. Kemenangan 9-0, brapa gol yg dibukukan Ramang...?? TUJUH.... Kami ulangi, TUJUH. Kami pikir TUJUH hanya cocok di score board bulu tangkis...

Sblm terjun di dunia sepakbola, Ramang hanyalah seorang tukang becak. Setelah itu bekerja di Dinas Pekerjaan Umum, dengan gaji Rp. 3500. Karir nya berakhir di tahun 1968, gantung sepatu di usia 40 tahun... 40 tahun dan masih sanggup berlari, CINTA. Setelah gantung sepatu, Ramang tak meninggalkan sepakbola, dia mengabdikan dirinya sebagai pelatih. Kenapa saya pakai 'mengabdikan'? Karena tak ada kompensasi materi, semua tergerak karena CINTA. Bekal Ramang sebagai pelatih? Pengalaman ditangani langsung oleh pelatih berkelas dunia - Tony Pogacnick di Olimpiade Melbourner 1956. Saat di masa jaya nya bersama Timnas, keluarga Ramang tinggal menumpang di rumah seorang teman. Beruntunglah pesepakbola saat ini yang bisa membuat inisial nama di plat mobil nya...

Suatu hari di tahun 1981, Ramang yang memang seorang perokok keras, pulang usai melatih dalam kondisi basah kehujanan. Ramang merasakan sakit di bagian dada, yang kemudian diketahui sebagai penyakit radang paru2. Tanpa mampu berobat ke rumah sakit, karena keterbatasan biaya, Ramang tutup usia 6 tahun berselang di rumah sederhananya. Karir Ramang di dunia kepelatihan terhenti karena ia hanyalah jebolan Sekolah Rakyat tanpa ijazah.. Birokrasi. Rumah mungil tempat Ramang menghembuskan nafas terakhirnya, kala itu dihuni oleh istri, anak dan cucunya yg berjumlah 19 orang.

Nama MELEGENDA Ramang kini hny dikenang dengan 2 hal, julukan PSM Makasar 'Pasukan Ramang', dan patung Ramang di pintu utara lap. Karebosi. Iwan Fals pernah menulis lagu untuk mengenang Ramang di lagu berjudul 'Mereka Ada di Jalan'. Ini penggalan liriknya... 'Ramang kecil Kadir kecil, Menggiring bola di jalanan, Ruli kecil Riki kecil, Lika liku jebolkan gawang.

Tak ada lagi Ramang, tapi semangat Ramang bisa kita genggam.


*rangkuman tweet @indonesiasatufc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar